By: Laura Wolf
Rating: ****
Page: 435 Halaman
"Menikah? Kami kan wanita karir mandiri, untuk apa menikah? Lagi pula pernikahan hanya mengubah wanita-wanita mandiri yang berakal sehat menjadi wanita gila yang histeris"Tapi, ketika Stephen melamarnya. Amy tidak sanggup untuk menolak. Kapan lagi dia bisa menemukan pria yang baik, dan mencintai sekaligus dicintainya?.
Dimulailah kegilaan Amy mempersiapkan pernikahannya. Mulai dari tempat melagsungkan pernikahan, baju pengantin, list pernikahan , tamu yang akan di undang, dll.
Terus terang saya ikut larut dengan kegilaan Amy menjelang hari H nya. Menjelang hari kebesaran itu, emosi Amy naik turun. Untungnya perjuangan Amy tidak sia-sia, walaupun berliku akhirnya ia menikah juga. “Saya akhirnya selamat dari hari pernikahan” kata Amy.
Berikut saya kutip apa yang amy bilang setelah melangsungkan pernikahannya “Meskipun kami menghabiskan banyak energi dan kepentingan bagi hari pernikahan kami, hari itu bukanlah hari besar dalam hidup kami. Hari terbesar dalam hidup kami adalah setiap hari setelahnya. Karena bukan sumpah setia untuk mencintai seseorang yang utama, tapi tindakan untuk memenuhi sumpah setia itulah yang utama. Dengan kata lain, semuanya baru dimulai…” benar-benar pesan yang menyentuh.
Saya me-rekomendasikan buku ini untuk para calon pengantin.
Boleh lah buku ini dapat empat bintang. Soalnya buku ini akhirnya bisa membantu saya menyusun list keperluan sebelum upacara pernikahan ku.
No comments:
Post a Comment